Saat pertama mengenal mu, kau begitu mengagumkan. Lembut bahasamu menyiratkan ke anggunan. Tak ada terlihat noda di setiap sapa yang kau lahirkan. Hari berlalu minggu terasa indah perjalanan ku saat itu . Minggu beralih bulan tak nampak rapuh makna parasmu. Hingga bulan berganti tahun , bagai menggenggam bara yang akan jatuh menimpa kaki... Kau memulai mengenalkan
perangai aslimu. memulai menguliti tiap jengkal kesabaranku. Dan kini telah kau kuras seluruh tenaga yang ku kumpulkan untuk merajut kasih bersama.
Sampai dimana aku harus melepas letih berpadu perih? Sekian lama ku coba menggenggam asa bertuangkan tetes embun senyuman, ternyata hanya titik air hujan yang tercipta dari mata meratap.. Sadarkah betapa kau terlalu hidup di dunia yang penuh dengan keangkuhan? Sadarkah, ketika kau terperosok lebih dalam menghasilkan luka? Sadarlah sayang.. Dunia takan abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar